Heboh Kebocoran Data eHAC, Apa Bedanya dengan Pedulilindungi?
JAKARTA, MEDIAINI.COM – Data eHAC atau Indonesia Health Alert Card (eHAC) yang disebut bocor membawa kekhawatiran di tengah masyarakat. Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, mengatakan tidak banyak yang bisa dilakukan terkait kebocoran data tersebut, karena data yang dicuri sepenuhnya sudah ada di tangan peretas. Ia hanya mengimbau setiap orang yang pernah mendaftar di aplikasi gagasan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) itu untuk waspada terhadap aksi kejahatan siber. Kebocoran data eHAC pertama kali diungkap oleh tim peneliti dari vpnMentor, Noam Rotem dan Ran Locar. Mereka menyatakan sudah menemukan kebocoran itu sejak 15 Juli lalu. Noam dan Ran sudah mengontak Kemenkes serta pihak-pihak terkait sejak 21 Juli, tetapi tidak ada tanggapan. Laporan keduanya baru ditanggapi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada 22 Agustus lalu. Dua hari kemudian BSSN menonaktifkan server eHAC versi lama. Menurut vpnMentor, kebocoran data eHAC bisa mengancam individu seperti