Awas Ngaret, Aplikasi Zoom Kini Bisa Deteksi Keterlambatan Peserta

JAKARTA, MEDIAINI.COM – Seiring dengan dengan meningkatnya jumlah pengguna aplikasi Zoom, tools pertemuan virtual itu terus berinovasi untuk memberikan pengalaman baru. Teranyar, aplikasi Zoom menambahkan fitur bernama ‘Status Kehadiran’.

Secara sederhana, fitur terbaru Zoom ini memungkinkan host Zoom dan co-host untuk menggunakan integrasi kalender dari Google dan Microsoft agar dapat dengan mudah melihat mengetahui apakah peserta undangan bergabung ke rapat dengan tepat waktu atau tidak.

Berdasarkan pantauan dari halaman dukungan aplikasi Zoom, peserta rapat yang telah diundang tetapi belum bergabung akan disilangkan ke bagian “Tidak Bergabung”, sehingga nama mereka akan ditampilkan di samping peserta yang telat lainnya. Selain itu, Host dan co-host Zoom juga diberi kuasa untuk melihat apakah ketidakhadiran tersebut memiliki kesopanan untuk mengeklik pilihan “Diterima”, “Ditolak”, “Mungkin”, atau “Tidak” pada respons kalender mereka.

Untuk melihat status peserta, Zoom mengatakan bahwa host harus memiliki integrasi kalender dengan Kalender Google atau kalender Outlook yang diaktifkan dan dikonfigurasi. Namun menurut laporan Gizmodo, fitur Status Kehadiran Zoom saat ini masih dalam versi beta. Artinya, fitur Zoom terbaru ini belum dirilis secara global untuk seluruh penggunanya.

Karena aplikasi Zoom sering dijadikan platform pertemuan virtual di kalangan akademik, alat pemantauan rapat yang baru juga dapat digunakan oleh guru dan profesor yang terpaksa beralih ke Zoom untuk melakukan kegiatan belajar mengajar jarak jauh. Jadi seandainya dosen mengundang lebih dari 100 mahasiswa, fitur status kehadiran dapat mempermudah administrator untuk mengonfirmasi apakah mahasiswa mereka pernah benar-benar hadir atau tidak dalam pertemuan tersebut.

Jumlah Pengguna Aplikasi Zoom Terus Bertambah

Seperti yang telah di jelaskan di awal paragraf, pengguna aplikasi Zoom terus bertambah di masa pandemi. Pasalnya, Zoom mengakhiri kuartal Februari – April 2021 dengan 497.000 pengguna. Angka tersebut meningkat sebanyak 29.900 pengguna dinanding kuartal November 2020 – Januari 2021. Saking besarnya pertumbuhan pengguna, Zoom melakukan perekrutan pegawai besar-besaran.

Bahkan, aplikasi Zoom memperkirakan bahwa pihaknya akan meraup pendapatan hingga USD 4 miliar untuk tahun fiskal yang akan berakhir pada Januari 2022. Seandainya prediksi tersebut tepat sasaran, maka penghasilan Zoom meningkat 50 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Hingga kini, pendapatan dan laba Zoom terus tumbuh yang melampaui proyeksi sejumlah analis keuangan. Meski demikian, tantangan Zoom ke depannya akan semakin besar karena di masa pandemi, perusahaan teknologi juga berlomba-lomba membuat layanan rapat virtual.

“Kami bersemangat untuk membantu memimpin evolusi ke pekerjaan hybrid yang memungkinkan fleksibilitas, produktivitas dan kebahagiaan yang lebih besar untuk koneksi langsung dan virtual,” pungkas CEO Zoom Eric Yuan, sebagaimana dikutip dari Japan Today.

Strategi Aplikasi Zoom Untuk Tahun 2022

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Zoom (@zoom)

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat aktivitas virtual meeting menjadi salah satu penunjang korporasi paling dominan dimanfaatkan untuk memastikan produktivitas kerja tetap terjaga. Aplikasi konferensi video aplikasi Zoom mendadak populer selama pandemi karena banyak masyarakat yang menggunakannya untuk belajar dan bekerja dari jarak jauh. Tak heran, pengguna Zoom pun melonjak drastis selama pandemi ini, baik pengguna berbayar dan gratisan.

Zoom Video Communications, Inc berkomitmen menciptakan komunikasi tanpa hambatan berbasis video dan menghubungan kehidupan masyarakat sehari-hari baik pengguna rumahan, pelajar, pelaku bisnis, korporasi bahkan hingga lembaga pemerintahan. Ricky Kapur  selaku Head of APAC Zoom mengatakan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengalaman penggunanya baik selama pandemi dan sesudah pandemi.

Saat ini banyak pengguna yang mengadopsi sistem kerja hybrid, baik offline dan online. Zoom pun menghadirkan banyak fitur dan layanan seperti Zoom Event yang terbukti meningkatkan pendapatan para UMKM yang menggunakannya.

Khusus untuk pasar Indonesia, Ricky menyampaikan bahwa pasar digital Indonesia memiliki prospek yang besar dan cerah di masa depan. Indonesia memiliki pengguna Internet yang besar atau 145 juta pengguna dan banyaknya digital native seperti startup hingga unicorn. Semua potensi itu adalah pasar yang potensial untuk Zoom. Oleh karena itu, Zoom masih akan bekerjasama dengan Telkomsel untuk penyelenggaraan layanannya di Nusantara. “Kami pun menggandeng mitra lokal Telkomsel dengan meluncurkan layanan Cloud Meeting X untuk menjangkau pengguna di Indonesia,” pungkas Ricky. (Tivan)


Comments

Popular posts from this blog

Marinated Olives

Sensory SZN

Shrimp Bowl with Cilantro Lime Rice