“Iseng-Iseng Jadi Cuan” Podcast BBM Bateng Andreas Yunis

Episode 3 Podcast BBM, Iseng-Iseng Jadi Cuan
SEMARANG, MEDIAINI.COM – Episode 3 podcast Bincang Bisnis Mediaini (BBM) kembali hadir mengundang para pelaku bisnis, pada kali ini mambahas persoalan mengenai bisnis fotografer.

Andreas Yunis Santoso hadir sebagai bintang tamu di episode ketiga ini, merupakan fotografer professional yang sudah lama berkecimpung di bidang kreatif ini.

Tempat podcast untuk episode ini berbeda setelah episode sebelumnya berada di studio, di episode tiga ini berada di café Kata Kopi. Seperti yang diketahui, podcast BBM menghadirkan tiga segmen utama dalam pembahasan mengenai bisnis ini.

Dari Hobi Jadi Cuan

Andreas Yunis mengaku pada awalnya saat belajar memotret, ia hanya menggunakan kamera pocket yang menggunakan roll film.

Selain itu, Yunis juga belajar memotret secara autodidak karena suka menyimak memori yang indah. Menurutnya, setiap foto memiliki memori-memori tersendiri.

“Awal mula tertarik foto sudah dari kecil menggunakan kamera pocket menggunakan roll film. Awalnya juga belajar sendiri karena suka menyimak memori yang indah, setiap foto memiliki memori-memori tersendiri,” ucapnya.

Setelah belajar lebih serius lagi, Yunis akhirnya membeli kamera digital dan bertanya kepada teman-temannya perihal cara mengoperasikan kameran dan lain sebagainya.

Yunis juga menambahkan jika mencintai suatu hobi, maka harus mencari sesuatu lagi agar hobi ini menjadi lebih menarik.

“Ketika kita mencintai suatu hobi, otomatis kita akan mnecari sesuatu agar hobi kita jadi semakin menarik,” imbuhnya.

Berawal dari hobi yang kemudian diseimbangi dengan belajar terus serta berguru dari satu ke yang lainnya, ia bisa menghasilkan foto-foto yang disukai oleh banyak orang, yang mana dari hasil foto ini bisa menambah penghasilan.

Dengan penghasilan dari foto inilah, bisa dipergunakan untuk mengupgrade perlengkapan atau gear dan skill.

Sedikit informasi, basic foto dari Andreas Yunis sendiri lebih ke fashion, landscape, human intersert, miniature dan food atau makanan.

Skill Lebih Penting Ketimbang Gear
Kebanyakan orang mungkin saat ingin terjun ke dunia fotografi pasti akan memikirnya peralatannya terlebih dahulu ketimbang mengasah skill dalam memotret.

Menurut Yunis saat ditanyai oleh host podcast, hal yang paling utama dan paling penting adalah skill.

“Skill, karena perlatan nomor dua, yang penting skillnya. Istilahnya dengan handphone aja bisa menghasilkan asal tau basicnya, yaitu skill itu sendiri,” tutur Yunis.

Andreas Yunis juga menegaskan jika ingin melakukan sesuatu, maka lakukanlah, jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu.

“Modal nekat, kalau mikir terus nanti ngga maju-maju, maju dulu mikir belakangan, setidaknya sudah maju selangkah lebih awal,” tambah Yunis.

Menariknya, saat ditanya mengenai harga teman, Yunis justru akan memberikan jasa fotonya secara gratis, tetapi jika sebagai temannya, ia akan membayar apa adanya, karena menurutnya teman itu tau kondisinya, jadi harus saling support.

“Saya kasih gratis, tapi kalau saya sebagai teman, saya akan membayar apa adanya. Karena kita teman, justru tau kondisinya. Kalau temen harus support,” terang Yunis.

Komunitas Bantu Kembangkan Skill
Jika ingin memulai bisnis fotografi tetapi tidak memiliki alat, tidak perlu khawatir. Karena jaman sekarang yang serba maju ini sudah menyediakan berbagai kebutuhan yang diinginkan seseorang, salah satunya adalah kebutuhan dalam dunia fotografi seperti jasa sewa kamera.

Andreas Yunis pun mengatakan jika belum memiliki alat, bisa menyewa di jasa sewa kamera.

“Sekarang sangat dimudahkan dengan banyaknya jasa rental kamera, jadi nantinya bisa sewa kamera, berbeda dengan dulu jasa rental kamera belum sebanyak sekarang,” tutur Yunis.

Selain dimudahkannya kebutuhan dalam peralatan ini, menurut Yunis dengan bergabung terlebih dahulu di komunitas fotografi juga bisa meningkatkan skill untuk memulai bisnis ini.

Karena dengan komunitas nantinya akan banyak belajar secara langsung dan terjun ke lapangan. Apalagi, di Semarang sendiri untuk komunitas fotografi sudah lumayan banyak.

Di komunitas tersebut, nantinya bisa hunting bersama, sharing, belajar persoalan kamera dan lain sebagainya.

Andreas Yunis pun menyarankan komunitas yang diikuti olehnya seperti Komunitas Fotografi Semarang, MATA, SMR (Semarang Free Fotografi). Jadi buat yang ingin belajar lebih dalam lagi, bisa join di komunitas tersebut. Yunis juga berpesan jika ingin memulai dunia fotografi jangan malas, selalu mau belajar hal baru, tingkatkan skill dan gearnya serta pantang menyerah.

“Pesan untuk yang ingin memulai fotografi. Jangan malas, selalu mau belajar, upgrade gear dan ilmunya, dan pantang menyerah,”

Ia pun berharap, kedepannya khususnya di dunia fotografi di Semarang ini akan semakin solid, dan senior yang sudah berpengalaman bisa mulai membuka diri untuk karya-karya dari anak muda karena mereka juga punya genrenya sendiri.

“Harapannya, semakin solid dan yang senior-senior mulai membuka diri karya anak muda atau milenial karena mereka punya genrenya tersendiri.” Pungkasnya.


Comments

Popular posts from this blog

Shrimp Bowl with Cilantro Lime Rice

Perfect Zucchini Lasagna

Creamy Coconut Margarita